7 Tanda Kebesaran Allah SWT Yang Tak Terbantahkan

Beberapa tanda tanda di alam semesta, mengingatkan manusia terhadap kebesaran allah SWT. Baik tanda melalui cuaca, peristiwa ataupun benda benda. Dengan fenomena fenomena ini tentu membuat masyarakat terkagum dan semakin meyakini atas tanda tanda kebesaran allah SWT.

Fenomena fenomena alam ini memang tak sebaiknya diartikan berlebihan. Justru kehadiran fenomena ini menjadi peringatan bagi kita untuk semakin mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada allah SWT. Berikut ini informasi tentang 7 kebesaran Allah SWT

Pohon Seperti Orang Rukuk


Dihutan Sydney Australia ada sebuah pohon dengan bentuk sangat unik. Pohon ini sangat berbeda dengan pohon pohon di sekelilingnya. Bentuk pohon ini sangat menyerupai gerakan rukuk dalam sholat. Dari samping terlihat bentuk kepala,tangan dan tubuhnya benar benar terlihat sebagai seorang yang sedang menunaikan ibadah.
Hebatnya, manusia pohon ini menghadap langsung kea rah kliblat. Posisi ini layaknya seperti orang muslim pada umumnya ketika menunaikan ibadah sholat.

Sumur Bertasbih


Warga Desa Lubukrukam Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) digegerkan oleh adanya sumur bertasbih. Konon dari dasar sumur ini, terdengar suara orang bertasbih. Oleh karena itulah sumur ini populer dengan sebutan sumur bertasbih.Sumur ini kemudian menjadi ramai di kerubungi warga sekitar yang ingin membuktikan kebenarannya. Bahkan warga harus rela antri agar bisa mendekat ke bibir sumur. Keajaiban di dasar ini adalah salah satu kebesaran allah swt yang mengingatkan warga akan keberadaanya yang maha kuasa.
Tentu saja keajaiban ini jangan sampai disalah artikan hingga dapat mengakibatkan kemusrikan umat manusia terhadap allah swt.

Ka’bah Bersinar di Luar Angkasa


Ka’bah merupakan bangunan suci umat islam berbentuk menyerupai bentuk kubus yang terletak di tengah masjidil haram di mekkah. Ka’bah menjadi patokan arah kiblat bagi kaum muslimin untuk melakukan hal hal ibadah terutama sholat. Sebuah tanda kebesaran allah Swt terjadi ketika wilayah masjidil haram terlihat bercahaya dari luar angkasa. hal ini diungkapkan oleh seorang astronaut india bernama sunita wiliam.Bahkan foto ka’bah yang diambil dari satelit nasa atau badan antariksa amerika serikat menunjukkan hal yang sama. Wilayah masjidil haram terlihat bercahaya dibanding daerah daerah lain di mekkah. Selain itu masjid nabawi di madinah pun memiliki keajaiban yang sama.

Al-Qur’an Tertua di Asia Tak Bisa Terbakar


Ada sebuah kisah unik mengenai al-quran tertua di asia. Al-quran yang terletak di kabupaten alor, nusa tenggara timur ini menyimpan sebuah kisah yang mungkin menjadi salah satu bukti akan kebesaran allah swt. Saat itu terjadi kebakaran hebat di sebuah rumah yang menjadi tempat penyimpanan al-quran milik kesultanan ternate ini. namun anehnya, meski seluruh rumah beserta isinya hangus terbakar. Kitab suci ini tidak terbakar. Hingga saat ini kitab suci al-quran ini tetap terjaga rapi.



Sungai di Bawah Laut Tanda Kebenaran Al-Quran


Seorang ahli kelautan bernama Jacques Yves Costeau melakukan penelitian di dasar laut meneliti sebuah fenomena mengagumkan dibawah laut Cenota Angelita, Mexico. Disinilah allah menunjukkan kebesarannya. Costeeau dikejutkan dengan adanya air tawar diantara air laut yang asin. Penemuannya ini membuatnya takjub, rasa ingin tahunya membuat Jacques menyelam lebih dalam. Ia pun menemukan fenonema alam yang mengejutkan berupa sungai didasar laut.Sungai tersebut ditumbuhi daun daunan pohon. Para peneliti menyebutnya sebagai lapisan Hidrogen Sulfida. Peristiwa ini telah dijelaskan didalam al-quran. Pada surat al-furqon ayat 53 dan juga surat ar-rahman ayat 19-21. Ayat ini menjelaskan secara jelas mengenai dua pertemuan antara air tawar dan air asin.

Astronot Mendengar Suara Adzan dari Luar Angkasa


Tanda kebesaran allah berikut dialami oleh seorang astronot muslim asal Malaysia bernama Sheikh Muszaphar Shukor. Ia mengorbit di angkasa pada 10 oktober 2007 silam bersama pesawat luar angkasa milik rusai soyuz.Ia mengorbit bertepatan dengan bulan ramadhan. Syukron tetap menjalankan ibadahnya selama di luar angkasa. ajaibnya, selama di luar angkasa syukhron mengaku mendengar adzan berkumandang. Tentu saja hal ini memudahkan dirinya menjalankan sholat. Hal ini terdengar mustahil. Mengingat dalam ruang hampa dan jauh dari bumi, adzan terdengar hingga luar negeri. Namun itulah tanda kebesaran allah yang ditunjukkan terhadap hambanya.


Pepaya dengan Lafadzh Al-quran


Tanda kebesaran allah juga Nampak pada munculnya lafadzh allah di buah papaya banyuwangi. Buah milik fauzi ini berisi gumpalan daging buah papaya dan membentuk kaligrafi arab bertuliskan allah swt. Keberadaan lafadzh allah baru disadari fauzhi ketika ia akan memasak papaya ini untuk dijadikan sayur.
Setelah mengetahui keunikan pada buah pepayanya ini, akhirnya fauzhi dan sang istri mengurungkan niatnya untuk memasak sayur papaya. Meski demikian, keluarga fauzhi tetap menyadari kebesaran allah dan tidak ingin mengkeramatkan buahnya tersebut. Semoga Dengan adanya ini semakin banyak orang yang sadar dan semakin tunduk untuk Mengamalkan Doa Islami Sehari hari dan Tetap Beribadah Dengan Tunduk

Jonru


Jonru, dikenal pula dengan nama Jonru Ginting, bernama asli Jon Riah Ukur lahir di Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, 7 Desember 1970; umur 46 tahun) adalah seorang penulis, pelatih penulis, narablog, dan pengusaha yang dikenal karena usaha self publishing dapurbuku.com dan proyek Sekolah Menulis Online. Selain itu ia juga pendiri Penulislepas.com, Belajarmenulis.com, dan Ajangkita.com.

Ini adalah nama Suku Batak Karo; Marga tokoh ini adalah "Ginting".
Jon Riah Ukur
Lahir Jon Riah Ukur
7 Desember 1970  Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara
Nama pena Jonru
Jonru Ginting
Pekerjaan Penulis
Narablog
Pengusaha
Kewarganegaraan Indonesia
Pasangan hidup Hendra Yulianti
Anak Alifia Rasyida Ginting
Muhammad Syafiq Ibrahim Ginting
Hanna Meutia Hafizha Ginting
www.jonru.com



Pendidikan
Ia lulus dari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang, tahun 1998.

Kehidupan pribadi

Jonru menikah dengan Hendra Yulianti pada tahun 2003 dan dikaruniai 3 orang anak bernama Alifia Rasyida Ginting, Muhammad Syafiq Ibrahim Ginting, dan Hanna Meutia Hafizha Ginting. Saat Jonru kecil, keluarganya berpindah agama mengikuti ayahnya.

Penghargaan

Atas kegiatannya menulis dan menjadi narablog, ia mendapat dua penghargaan, yaitu:

Pemenang I Lomba Cipta Cerpen Anita Cemerlang tahun 1994.
Juara Tahunan (Super Blog) Internet Sehat Blog Award 2009.

Aktivitas politik

Selama Pilpres 2014, Jonru aktif mengkritisi capres Joko Widodo dan mendukung Prabowo Subianto. Ia mendeskripsikan Prabowo sebagai sosok yang ramah, membumi, apa adanya, dan sangat santai.[butuh rujukan] namun di sisi lain, ia juga mengakui kelebihan Jokowi yang dianggapnya mau bekerja. Ia juga menyatakan suatu saat ingin bertemu Jokowi.

Kontroversi

Selama dan pasca pilpres 2014, Jonru menjadi sasaran keisengan pengguna media sosial yang membuat seolah nama Jonru menjadi lema (entry) dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti "memfitnah atau menjelekkan nama orang lain" oleh Rivan Heriyadi. Diketahui bahwa Ahmad Sahal juga berkicau hal serupa dengan menyatakan menjonru berarti "menghalalkan fitnah kepada orang yang tidak disukai." Atas perbuatan ini, Jonru melaporkan keduanya ke Polda Metro Jaya atas perbuatan mencemarkan nama baik,

Felix Siauw


Nama :
Felix Y. Siauw
Felix Yanwar Siauw
Siauw Chen Kwok
Lahir 31 Januari 1984, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Kebangsaan Bendera Indonesia Indonesia
Pekerjaan Penulis, pebisnis
Dikenal karena Pendakwah, penulis, presenter
Agama Islam
Situs web felixsiauw.com

Felix Siauw (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 31 Januari 1984,) adalah seorang ustadz etnis Tionghoa-Indonesia. Ia menjadi seorang mualaf semenjak masa kuliah dan bertemu seorang aktivis gerakan Islam, Hizbut Tahrir Indonesia.


Biografi
Felix Siauw lahir dan tumbuh di lingkungan non-muslim. Ia mulai mengenal Islam pada tahun 2002, saat masih berkuliah di Institut Pertanian Bogor semester 3. Felix Siauw menikah pada tahun 2006 dan saat ini telah memiliki empat orang anak, yaitu Alila Shaffiya Asy-Syarifah (2008), Shifr Muhammad Al-Fatih 1453 (2010), Ghazi Muhammad Al-Fatih 1453 (2011), dan Aia Shaffiya Asy-Syarifah (2013).

Karya

Buku-buku karya Felix Siauw banyak mengangkat topik dan perspektif yang terkait dengan organisasi tempat ia bernaung, yakni Hizbut Tahrir Indonesia. Perspektif Hizbut Tahrir Indonesia sempat beberapa kali dikritik karena tidak peka sejarah.

"Beyond The Inspiration"
"Muhammad Al-Fatih 1453"[4]
"How To Master Your Habits"
"Udah Putusin Aja" [5]
"Yuk Berhijab"
"The Chronicles of Ghazi: Rise Of The Ottomans"
"Khilafah* *In Progress" (ditarik dari peredaran)
"Khilafah* *Remake"

Referensi 

^ Masuk-Islam. 28 Maret 2013. Kisah Felix Siauw Masuk Islam.
^ Daftar Buku. 27 November 2013. Daftar Buku Felix Siauw.
^ Koran Tempo. 18 April 2015. Yang Terlupakan Dalam Khalifah.
^ Monilando. Peta Pemikiran, Review Buku : Muhammad Al Fatih 1453.
^ Bilal. 11 Maret 2013. Arrahmah, Ustadz Felix Siauw : Orang Pacaran adalah Orang "Buangan".

Ustadz Arifin Ilham



Biodata Ustadz Arifin Ilham

Nama : K.H. Muhammad Arifin Ilham
Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 8 Juni 1969.
Nama Istri : Rania Bawazier (menikah tahun 2010), Wahyuniati Al-Waly (menikah tahun 1998)
Nama Anak: Amtaza Syahla Arifin, Alaa Hifzhiyah Arifin, Muhammad Alvin Faiz, Muhammad Amer Azzikra, Muhammad Azka Najhan
Saudara kandung: Mursidah, Fitriani, Qomariah, Siti Hajar
Orang tua: Nurhayati (ibu), Ismail Marzuki (ayah)


Profil dan Biografi Ustadz Arifin Ilham. 

Dengan nama lengkap KH Muhammad Arifin Ilham atau di kenal sebagai ustadz Arifin Ilham lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969, Arifin Ilham adalah anak kedua dari lima bersaudara, dan dia satu-satunya anak lelaki. Ayah Arifin Ilham masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Setahun setelah menikah, pasangan ini melahirkan putri pertama mereka tahun 1967. Karena anak pertama mereka perempuan, betapa bahagianya mereka ketika anak keduanya adalah laki-laki.

Ibunya yang bernama Nurhayati mengatakan bahwa saat hamil anak keduanya itu, ia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berbeda dengan keempat putrinya, saat dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif. Tendangan kakinya pun sangat kuat, sehingga sang ibu acapkali meringis menahan rasa sakit. Bayi yang lahir tanggal 8 Juni 1969 itu kemudian diberi nama Muhammad Arifin Ilham.

Berbeda dengan keempat saudaranya yang lain, yang saat lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter. “Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.

Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin Ilham pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei 1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober 1973. Saat berusia lima tahun, Arifin Ilham dimasukkan oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.

Arifin Ilham mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, Arifin Ilham itu babal. Arifin Ilham baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kenang Arifin Ilham yang setiap kali berbicara tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.

Di SD Muhammadiyah ini Arifin Ilham hanya sampai kelas 3, karena berkelahi melawan teman sekelasnya. Masalahnya, dia tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diganggu oleh teman sekelasnya yang berbadan cukup besar. Arifin Ilham kalah berkelahi karena lawannya jagoan karate.

Wajahnya babak belur dan bibirnya sobek. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya Arifin Ilham kemudian dipindahkan ke SD Rajawali. Rumah tempat tinggal orang tua Arifin Ilham terletak di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, kota Banjarmasin, tepat di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda Arifin Ilham.

Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya sering kali bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang-kadang sampai dua-tiga bulan. Ayah Arifin Ilham mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akhirnya yang banyak berperan mendidik Arifin Ilham adalah istri dan ibu mertuanya. Arifin Ilham mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang tua itu keras sekali. “Baik Mama maupun Nenek kalau menghukum sukanya mencubit atau memukul. Dua-duanya turunan, kalau nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,” canda ustad muda itu.

Titik Balik Kehidupan Ustadz Arifin Ilham
Ustadz Arifin Ilham termasuk seorang penyayang binatang. Di rumah ibu angkatnya di Jakarta, ia banyak memelihara binatamg, antara lain burung hantu, kera, dan ayam kate. Awal April 1997, ia diberi seekor ular hasil tangkapan warga kampung yang ditemukan di semak belukar. Karena kurang hati-hati Arifin Ilham digigit binatang melata ini. Namun, ia tidak menyadari kalau dirinya keracunan. Sewaktu dalam perjalanan dengan mengendari mobil, ia pun merasakan sesuatu yang tidak biasa, tubuhnya terasa panas, meradang, dan membiru.

Ustadz Arifin Ilham
Melihat keadaan Arifin Ilham yang demikian, ibu angkatnya Ny Cut mengambil alih kemudi, menuju rumah sakit terdekat. Namun, beberapa rumah sakit menolak dengan alasan peralatan medis yang tidak memadai. Bahkan sejumlah dokter di beberapa rumah sakit tersebut memvonis, umur Arifin Ilham tinggal satu persen. Karena sulitnya mendapatkan pertolongan selama 11 jam, keadaan Arifin Ilham makin gawat. Detak jantungnya melemah.

Melihat kondisi anak angkatnya yang makin parah, Ny Cut mencoba mendatangi RS Saint Carolus (Jakarta Pusat). Alhmadulilah pihak rumah sakit menerimanya. Arifin Ilham langsung ditempatkan di ruang ICU. Infus pun dipasang di tubuhnya. Untuk membantu tugas paru-paru, jantung, dan hatinya yang telah sangat lemah, dokter memasukkan beberapa batang selang ke mulutnya.

Dengan pertolongan Allah, setelah satu bulan lima hari pihak rumah sakit menyatakan ia telah melewati masa kritis dan memasuki masa penyembuhan. Walaupun kondisinya telah jauh lebih baik, Arifin Ilham mengalami perubahan pada suaranya. Menurut analisa dokter, hal ini disebabkan oleh pemasangan beberapa selang sekaligus dalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama. Tapi tidak ada yang mengetahui rencana Allah, justru dengan suaranya itu, Arifin Ilham menjadi lebih mudah dikenal para jamaah hanya dengan mendengar suaranya.

Seperti diceritakan Arifin Ilham, selama masa kritis, ia mendapatkan pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Di alam bawah sadarnya ia merasa berada di sebuah kampung yang sangat sunyi dan sepi. Setelah berjalan-jalan sekeliling kampung, ditemuinya sebuah masjid, yang kemudian dimasukinya. Di dalam masjid ternyata sudah menunggu tiga shaf jamaah dengan mengenakan pakaian putih. Salah satu jamaah kemudian memintanya memimpin mereka berzikir, mengingat Allah SWT.

Keesokan harinya ia kembali bermimpi. Hanya saja sedikit berbeda. Kali
Advertisement


ini ia merasa berada di tengah kampung yang penduduknya berlarian ketakutan karena kedatangan beberapa orang yang dianggap sebagai jelmaan setan. Melihat kehadirannya, para penduduk pun berteriak dan meminta dirinya menjadi penolong mereka mengusir setan-setan tersebut.

Hari berikutnya ia kembali bermimpi. Kali ini ia diminta oleh seorang bapak untuk mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar permintaan bapak tersebut, Arifin Ilham bergegas, tapi Allah berkehendak lain. Istrinya ternyata telah meninggal sebelum sempat ditolong Arifin Ilham. Berbekal pengalaman-pengalaman gaib yang ia alami, Arifin Ilham pun memantapkan hatinya untuk menjadi pengingat manusia agar tidak lupa berzikir.

Menjadi Penceramah Agama

Banyak kegiatan yang dilakukannya. Salah satu yang paling berkesan adalah memimpin zikir untuk para narapidana di Cipinang. Menurut Arifin Ilham, kegiatan ini memberikan dampak yang sangat dalam sehingga banyak di antara narapidana tidak sanggup membendung air matanya, menyesali dosa-dosanya. Meskipun banyak hujatan, Arifin Ilham juga telah melakukan zikir di LP Nusakambangan, yang antara lain juga diikuti oleh Tommy Suharto. Tahun 1998, Arifin Ilham mengisi ceramah di sebuah rumah di kawasan Condet, Jakarta Timur.

Di sinilah ia bertemu dengan Wahyuniati Al-Waly, seorang muslimah yang taat, yang kemudian menjadi pendampingnya. Tidak berapa lama setelah pertemuan itu, ia bermimpin di depan Ka'bah dengan Yuni berdiri disampingnya dengan menggunakan baju putih bersih.

Dengan penasaran, pagi harinya ia menelpon Abah (panggilan Arifin Ilham untuk ayahnya), menanyakan perihal mimpinya. Abahnya mengartikan bahwa Yuni adalah jodoh yang diberikan Allah kepadanya. Maka keduanya pun naik ke pelaminan pada 28 April 1998.
Yuni yang ternyata adik kelasnya di Fisipol Unas menilai sosok suaminya sebagai seorang yang baik, romantis, penyayang, pintar, dan kuat landasan agamanya. Kemudian pada tahun 2010, beliau kemudian menikah lagi dengan wanita bernama Rania Bawazier pada tahun 2010.
Ustadz Arifin Ilham
Keluarga Ustadz Arifin Ilham
Ketika ditanya jadual acaranya yang demikian padat, Arifin Ilham dengan merendah menyatakan, Alhamdulillah hingga kini ia masih diberikan kesempatan untuk selalu shalat tahajud tiap pukul tiga pagi hingga subuh. Sekalipun ia tidur hanya sekitar tiga jam, tapi saat berada di kendaraan menuju tempat acara zikir ia menyempatkan diri untuk tidur di mobil. Menurut Arifin Ilham, acaranya sudah terisi hingga akhir Agustus mendatang. Ada satu hal yang dipegang oleh dai kelahiran Banjarmasih ini, yakni memegang janji.

Karenanya, tiga kali ia terpaksa menolak permintaan Sekretariat Negara agar berdakwah bersama Presiden Megawati Soekarno Putri. ''Saya tidak mau kecewakan masyarakat yang telah jauh hari menunggu-nunggu kedatangan saya,'' ujarnya. Arifin Ilham mengaku, menjelang pemilu 2004 ini sudah ada parpol yang memintanya agar ia berkampanye untuk partai tersebut. Bahkan ada dari partai besar, yang menjamin bahwa ia nantinya paling sedikit akan menjadi anggota DPR.

''Tapi, saya ingin sebagai rantai (tali) tasbih, yang dapat menampung semua umat,'' ujar dai yang tinggal di Depok sejak 1999 ini. Sikapnya untuk selalu menjadi 'rantai tasbih' itu ternyata 'berbuah manis'. Setiap acara zikir yang dipimpinnya selalu dipadati jamaah dari berbagai kalangan dan status. Minimal, pemandangan ini tampak ketika ia memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa di Perumahan Mampang Indah II, Depok.

Sejak pukul 06.00 pagi, masjid yang hanya bisa menampung 500 orang itu sudah dipadati jamaah. Mereka yang hadir belakangan lalu ditampung di tenda-tenda sekitar masjid. Menjelang pukul 08.00, yang tampak adalah lautan manusia berwarna putih warna kopiah dan busana sebagian besar jamaah. Tepat pukul delapan, Arifin Ilham datang dan langsung menuju panggung di depan masjid.

Ia didampingi Presiden Partai Keadilan Dr Hidayat Nurwahid, mantan KASAD Jenderal (Purn) Harsono, Habib Abdurahman Semith yang datang bersama belasan kyai dari Semarang, ketua Jamiatul Muslimin Indonesia Habib Husein Alhabsji, dan sejumlah ulama lainnya. Berikutnya, selama dua jam, ribuan jamaah Majelis Zikir Az-Zikra, nama yang diberikan Arifin Ilham untuk majelisnya, hanyut dan histeris dalam ritual zikir.

Begitu syahdunya acara zikir ini, tidak peduli pengusaha, artis, sutradara, dan berbagai profesi yang datang ke acara itu dari berbagai tempat di Tanah Air, meneteskan air mata. Bahkan banyak yang terisak-isak. Arifin Ilham sendiri terus menyeka air matanya yang terus menerus mengalir dengan dua saputangan yang dibawanya. Namun, menurut Arifin Ilham, tangis bukan termasuk ritual zikir.

Zikir pun, katanya, tidak juga sekadar duduk dan memanjatkan puja-puji kepada Allah SWT. ''Yang terpenting dari zikir adalah, di dalam hati harus selalu ingat dan merasakan kehadiran Allah SWT,'' jelas ayah dua anak ini. Arifin Ilham membagi zikir meliputi empat hal.

Pertama, zikir hati senantiasa mengingat Allah dalam hati. Kedua, zikir akal, yang berarti mampu menangkap bahasa Allah dalam gerak alam semesta. Ketiga, zikir lisan, yang berupa ucapan asma Allah terjemahan dari kata hati. Keempat, zikir amal yang merupakan aplikasi takwa. Sedangkan anjurannya agar para jamaah zikirnya berbusana putih-putih, Arifin Ilham mengemukakan filosofinya. Putih, kata alumnus Fiskipol Unas ini, adalah warna yang melambangkan kesucian dan warna yang sangat disukai Rasulullah SAW. biografiku.com


Ustadz Bachtiar Nasir


Ustadz Bachtiar Nasir, Lc. MM. (lahir di Jakarta, 26 Juni 1967; umur 50 tahun) adalah seorang Da’i dan Ulama’ yang sangat sering mengkaji dan mendalami Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Ustadz yang memimpin Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Center ini juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ketua Alumni Saudi Arabia se-Indonesia serta Ketua Alumni Madinah Islamic University se-Indonesia. Ia juga tercatat pernah menjadi Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI)..

Ustadz Bahctiar Nasir sering mengisi berbagai kajian di stasiun televisi nasional dan menjadi Juri dalam Acara Hafidz Indonesia bersama Ustadz Amir Faishol Fath dan Syeh Ali Jabeer. Namanya semakin ramai diberitakan saat ia didaulat menjadi penanggung jawab Aksi Damai 4 November 2016 di bawah nama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).

Beliau menyelesaikan pendidikan jenjang menengah di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dan Pondok Pesantren Daarul Huffazh, Bone, Sulawesi Selatan. Beliau melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

Karier dan Organisasi
Ustadz Bachtiar Nasir merupakan Ulama' yang sangat aktif di berbagai organisasi keagamaan, pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan, di antaranya:

Pemimpin AQL (Ar-Rahman Qur’anic Learning) Islamic Center
Pemimpin Pesantren Ar-Rahman Qur’anic College (AQC)
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)
Ketua Alumni Saudi Arabia se-Indonesia
Ketua Alumni Madinah Islamic University se-Indonesia
Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Anggota Pengurus Pusat Muhammadiyah
Ketua Departemen Fatwa Forum Kajian Kedokteran Islam Indonesia (FOKKI)
Dosen dan kabid Agama Islam di Universitas Yarsi (1994-1999)
Ketua Yayasan Ponpes Daarul Abror, Bone, Sulsel.
Ketua Gerakan Komat (Komite Umat) untuk Tolikara.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
Karya[sunting | sunting sumber]

Ustadz Bachtiar Nasir juga merupakan salah satu ulama yang aktif menulis. Di antara bukunya adalah:

Tadabbur Al-Qur’an: Panduan Hidup Bersama Al-Qur’an;
Panduan Hidup Bersama Al Qur’an; dan
Anda Bertanya Kami Menjawab Bersama Ustadz Bachtiar Nasir.
Masuk Surga Sekeluarga


Aksi Damai 4 November 2016

Aksi Damai 4-11-2016 yang mendesak proses hukum terhadap Ahok yang dianggap melakukan penghinaan terhadap Islam. Aksi tersebut melibatkan para Ulama’ dan berbagai lapisan kaum muslim dengan jumlah kurang lebih 500 ribu peserta. Aksi tersebut tidak lepas dari sosok Ustadz Bachtiar Nasir yang didaulat menjadi penanggung jawab di bawah nama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia

DR. KH.Ma'ruf Amin


Biodata Ma'ruf Amin
Lahir: 1 Agustus 1943 Tangerang, Djawa Barat
Partai politik: Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan
Istri: Siti Churriyah, Wury Estu Handayani
Putra/putri: delapan anak, terdiri enam putri dan dua putra
Ayah: KH. Mohamad Amin
Alma mater: Universitas Ibnu Chaldun
Pekerjaan: Dosen, Politisi, Ulama
Agama: Islam

DR. KH. Ma'ruf Amin adalah seorang ulama besar, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga Rais 'Aam PBNU. Selain sebagai Ulama besar, ia sekaligus politisi di Indonesia yang sangat berpengaruh. Beliau mengemban jabatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak  2007 hingga 2010.


Pendidikan

Dr. KH. Ma`ruf Amin lahir pada 11 Maret 1943 di Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Ayahnya bernama KH. Mohamad Amin, ulama besar di wilayah Barat Tangerang yang muridnya tersebar dipenjuru Banten.

Pendidikan di masa kecilnya, Ma`ruf jalani di Desa Kresek, Tangerang. Pagi Sekolah di SD, sorenya mengaji ke Madrasah Ibtidaiah (MI). Semasa pendidikan dasar, Ma`ruf juga sempat mondok selama enam bulan di Pesantren Citangkil, Silegon, Banten. Pesantren yang didirikan oleh KH. Syam`un Alwiah (1894-1949) menjadi Pesantren generasi pertama yang alumnusnya banyak melanjutkan pendidikan ke Al-Azhar, Mesir. Salah-satunya adalah Prof. Dr. KH. Wahab Afif mantan Ketua MUI Banten 2001-2011 sekaligus mantan Dekan Fakultas Syariah IAIN Banten 1979-1985.

Saat berusia 12 tahun (1955), selepas pendidikan dasar dari Pesantren Citangkil, Ma`ruf merantau ke Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Kecenderungan anak muda di kampung Ma`ruf memang melanjutkan belajar ke Pesantren di Jawa Timur. Sebagian besar ke Tebu Ireng, sebagiannya lagi ke Pondok Modern Daarussalam, Gontor.

Kiyai amin (sang ayah) melarang putranya nyantri ke Gontor, kiyai amin lebih cocok dengan pesantren salafiah semacam Tebu Ireng. Alasan utamanya adalah bahwa KH. Hasim As`ari (salah satu pendidri NU) adalah murid Syiekh Nawawi Al-Bantani, ulama terkemuka asal Banten, yang menghabiskan banyak waktu mengajar di Makkah.

KH. Ma`ruf Amin masih memiliki kaitan kekerabatan dengan Syeikh Nawawi Al-Bantani. Bukan keturunan langsung, saudara Syeikh Nawawi punya keturunan yang bersilsilah sampai kepada KH. Ma`ruf Amin. Kelak pada tahun 2001, KH. Ma`ruf Amin mendirikan Pesantren untuk melanjutkan perjuangan Syeikh Nawawi Al-Bantani. Namanya Pesantren An-Nawawi, berlokasi di Desa Tanara, Tirtayasa, Serang, Banten.

Di Tebu Ireng, Ma`ruf kecil memulai pendidikan dari jenjang dasar, Madrasah Ibtidaiyah, pada kelas akhir, salah satu kesan pertama saat mondok adalah ketika Ma`ruf yang bertubuh kecil harus memanggul Kitab Iqna` yang tebal.

Ma`ruf kecil mulai nyantri di Jombang tepat pada tahun politik, menjelang Pemilu pertama, 29 September 1955. Meski jombang menjadi sentra para tokoh politik pendiri NU, Maruf merasa tidak mendapat indoktrinasi poilitik tertentu. Saat itu, Tebu Ireng dibawah pengasuh KH. Abdul Kholiq Hasyim (1916-1965), putra keenam KH. Hasyim As`ari. Kiyai Kholik melarang aktivitas politik di Pesantren. Pondok hanya untuk ibadah dan mengaji.

Sepulang Dari Tebu Ireng, Ma`ruf Amin pernah masuk SMA Muhamadiyyah di Jakarta. Ia ingin belajar pengetahuan umum. Tapi akhirnya tidak diselesaikan. Ia kemudian mondok lagi ke beberapa pesantren di Banten. Dalam waktu singkat-singkat. Antara lain, Pesantren Caringin, Labuan, Pesantren Petir, Serang, dan Pesantren Pelamunan, Serang.


Menikah dan Kuliah

Usai berkeliling kebeberapa pesantren, Kiyai Ma`ruf Amin menikah dengan Hj. Siti Huriyah, keduanya masih ada hubungan kerabat, dan sama-sama putra ulama besar di Kresek. Setelah menikah, KH. Mar`ruf pada tahun 1963 (usia 20 tahun), hijrah ke Tanjung priuk, Jakarta Utara. Setahun kemudian, KH. Ma`ruf Amin kuliah di Fakultas Ushuludin, Universitas Ibnu Choldun, Jakarta. Sembari kuliah, KH. Maruf Amin memimpin Gerakan Pemuda Ansor, mulai Ketua Ranting Kecamatan Koja, sampai Cabang Jakarta Utara, Ia menjadi Ketua GP. Ancor Kota Jakarta Utara pada tahun 1964-1966.


Politik

Kiprah pergerakan KH. Ma`ruf Amin paling nyata adalah pada PEMILU 1971, itu menjadi momentum pertama yan menghantarkan KH. Ma`ruf Amin menjadi Anggota DPRD DKI Jakareta, pada usia 28 Tahun. Beberapa thun kemudian, tepatnya Tahun 1989, Mukhtamar NU di Pesantren Krapyak, menjadi babak baru aktifitas KH. Ma`ruf Amin dilingkungan elit Kepengurusan PBNU. KH. Ma`ruf Amin dipercaya menjadi Khatib Aam Syuriah PBNU, mendampingi Rais Aam Syuriah KH. Ahmad Siddik dan Wakil Rais Aan KH. Ali Yafie. Untuk tingkat Tanfidziyah, KH. Abdurraman Wahid (Gusdur) terpilih kembali untuk periode kedua.

Pada tanggal 3 Juni 1998, ketika gelora reformasi bergemuruh, rapat harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU memutuskan membentuk Tim Lima yang diketuai KH. Ma`ruf Amin. Anggotanya KH. M. Dawam Anwar (Khatib Aam PBNU), KH. Dr. Said Aqil Siradj, M. Rozy Munir, dan Ahmad Bagja (Sekjen PBNU). Dari Tim Limalah cikal bakal kelahiran Partai Kebangkitan bangsa itu hadir.

Pasca Gusdur jatuh, aktivitas KH. Ma`ruf Amin cendrung menurun, dan karenanya lebih banyak makan waktu di Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Sejak tahun 2000, beliau ini menjadi Ketua Komisi Fatwa MUI, pasca mukhtamar PKB Surabaya (2001) KH. Ma`ruf Amin tidak lagi menjadi Dewan Syuro PKB karena digantikan Gusdur. Selain itu, ayah dari Hj. Siti Haniatunnisa, LLB ini tidak lagi menjadi Ketua Komisi VII DPR-RI yang membidangi agama.

Rentang waktu yang cukup panjang (2001-2007) KH. Maruf Amin menghidmatkan dirinya di MUI Pusat, sebagai Ketua Komisi Fatwa dan DSN. Selanjutnya tahun 2007 KH. Ma`ruf Amin dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) unsur Ulama. Sejarah panjang di Watimpres dan pada Muhktamar NU ke 33 di Jombang menghantarkan Putra Banten ini menjadi pemipin tertinggi (Rois Aan) PBNU periode 2015-2020. Bersamaan dengan itu, Kiyai yang sangat menyayangi putra-putrinya ini, pula dipercaya para Ulama Indonesia untuk Memimpin MUI Pusat untuk lima tahun kedepan.


Menjadi Saksi di Sidang kasus penistaan Agama, dengan Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

Dalam sidang kedelapan kasus Ahok pada 31 Januari  2017, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin dihadirkan sebagai saksi selama 7 jam. Terdakwa Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok diadili dalam sidang atas dugaan penistaan agama dengan menyinggung Al Qur'an Surat Almaidah 51. Penistaan tersebut dilakukan di Kepulauan seribu tahun 2016.

Terdakwa kasus penistaan agama yang juga gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, sempat menyampaikan rencana melaporkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin karena memberikan keterangan palsu.

Ahok juga menduga, Ma'ruf yang pernah menjabat Dewan Pertimbangan Presiden, menutupi diri pernah menjabat posisi itu pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ma'ruf, kata dia, tidak mencantumkan jabatan itu dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di kepolisian. Padahal, semua jabatannya selama ini ditulis kecuali hal itu.

Namun akhirnya Ahok minta maaf kepada KH Ma'ruf Amin. Selain itu, usai  beberapa tokohpun mendatangi rumah KH Ma'ruf Amin seperti Luhut dan Yenny Wahid.


Pendidikan:
Sekolah Dasar (SD), Tangerang
Madrasah Ibtidaiah (MI), Tangerang
Pesantren Citangkil, Silegon, Banten
Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
SMA Muhamadiyyah di Jakarta
Pesantren di Bogor: Pesantren Caringin (Labuan), Pesantren Petir (Serang), dan Pesantren Pelamunan (Serang).
Fakultas Ushuludin, Universitas Ibnu Khaldun, Bogor

Organisasi
Memimpin Gerakan Pemuda Ansor, mulai Ketua Ranting Kecamatan Koja, sampai Cabang Jakarta Utara, Ia menjadi Ketua GP. Ancor Kota Jakarta Utara pada tahun 1964-1966.

Politik:
Anggota DPRD DKI Jakareta, pada usia 28 Tahun
Khatib Aam Syuriah PBNU, 1989

Karir
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama (2010 – 2014)
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama (2007-2009)
Anggota Koordinator Da’wah (KODI) DKI Jakarta
Anggota BAZIS DKI Jakarta
Ketua Fraksi Golongan Islam DPRD DKI Jakarta
Ketua Fraksi PPP DPRD DKI Jakarta
Pimpinan Komisi A DPRD DKI Jakarta
Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (pertama)
Anggota MPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Ketua Komisi VI DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat sejak tahun 2000
Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Penasehat Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU)
Dosen STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta
Rais ‘Aam PBNU 2015-2020.
Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI 2015

18 Ramadhan, Wafatnya Khalid bin Walid


Nama Khalid bin al-Walid begitu masyhur di umat ini. Mendengar namanya, seseorang akan selalu terbayang akan kepahlawanan dan jihad di jalan Allah. Sosoknya sangat dirindukan. Dan figurnya selalu ingin ditiru dan diharapkan. Ia dijuluki saifullah, pedang Allah. Ayahnya adalah al-Walid bin al-Mughirah, salah seorang tokoh Quraisy di zamannya. Ibunya adalah Lubabah binti al-Harits, saudara dari Ummul Mukminin Maimunah binti al-Harits.

Khalid bin al-Walid memeluk Islam pada tahun 8 H, saat perjanjian Hudaibiyah tengah berjalan. Ia turut serta dalam Perang Mu’tah. Nabi ﷺ memuji Khalid dalam perang tersebut dengan sabdanya:

“أخذ الراية زيد فأصيب، ثم أخذها جعفر فأصيب، ثم أخذها عبد الله بن رواحة فأصيب، ثم أخذها سيفٌ من سيوف الله، ففتح الله على يديه”. ومن يومئذٍ سُمِّي “سيف الله”،.

“Bendera perang dibawa oleh Zaid lalu berperang hingga syahid. Kemudian bendera diambil oleh Ja’far dan berperang hingga syahid. Setelah itu, bendera perang dibawa oleh pedang di antara pedang-pedangnya Allah (saifullah –yakni Khalid bin Walid-) hingga Allah memenangkan kaum muslimin.”

Khalid mengisahkan dahsyatnya Perang Mu’tah dengan mengatakan, “Sembilan pedang di tanganku telah pata. Tidak tersisa kecuali pedang buatan Yaman.” (Diriwayatkan al-Bukhari dalam Kitab al-Maghazi, Bab Ghazwatu Mu’tah min Ardhi Syam: 4017).

Sejak saat itu Khalid dikenal dengan sebutan saifullah.

Khalid juga turut serta dalam Perang Khaibar, Hunain, Fathu Mekah, dll.

Rasulullah ﷺ pernah mengutusnya untuk menghancurkan berhala Uzza. Khalid pun meluluhlantakkan wibawa berhala itu di hadapan penyembahnya. Ia hancurkan Uzza. Setelah itu ia berkata, “Aku mengingkarimu. Kamu tidak Maha Suci. Sesungguhnya Allah telah menghinakanmu”. Kemudian Khalid bakar Tuhan jahiliyah itu (as-Sirah an-Nabawiyah oleh Ibnu Katsir: 3/597).

Abu Bakar juga menjadikan Khalid pemimpin pasukan dalam peperangan melawan orang-orang murtad. Abu Bakar mengatakan, “Sebaik-baik hamba Allah dan saudara dekat adalah Khalid bin al-Walid. Khalid bin al-Walid pedang di antara pedang-pedangnya Allah.” (as-Sirah al-Halabiyah oleh al-Halabi: 3/212).

Khalid bin al-Walid radhiallahu ‘anhu mencatatkan sejarah yang begitu luar biasa dalam menghadapi negara adidaya seperti Romawi di Syam dan Persia di Irak. Dan ia pula yang memerdekakan Damaskus.

Panglima perang yang sibuk dengan jihadnya ini meriwayatkan 8 hadits dari Nabi ﷺ.

Saat kematian hendak menjemputnya, ia berkata, “Aku telah turut serta dalam 100 perang atau kurang lebih demikian. Tidak ada satu jengkal pun di tubuhku, kecuali terdapat bekas luka pukulan pedang, hujaman tombak, atau tusukan anak panah. Namun lihatlah aku sekarang, akan wafat di atas tempat tidurku. Maka janganlah mata ini terpejam (wafat) sebagaimana terpejamnya mata orang-orang penakut. Tidak ada suatu amalan yang paling aku harapkan daripada laa ilaaha illallaah, dan aku terus menjaga kalimat tersebut (tidak berbuat syirik).” (Khulashah Tadzhib Tahdzibul Kamal oleh Shafiyuddin al-Anshari, Hal: 103).

Pada tanggal 18 Ramadhan 21 H, Khalid bin al-Walid wafat. Umar bin al-Khattab sangat bersedih dengan kepergian Sang Pedang Allah. Ketika ada yang meminta Umar agar menenangkan wanita-wanita Quraisy yang menangis karena kepergian Khalid, Umar berkata, “Para wanita Quraisy tidak harus menangisi kepergian Abu Sulaiman (Khalid bin al-Walid).” (al-Bidayah wa an-Nihayah oleh Ibnu Katsir: 7/132).

Setelah wafatnya, Khalid mendermakan senjata dan kuda tunggangannya untuk berjihad di jalan Allah (ath-Thabaqat al-Kubra oleh Ibnu Saad: 7/397).

Semoga Allah meridhaimu wahai Abu Sulaiman, mengampuni segala kesalahanmu, dan mempertemukan kita semua di surga Allah yang penuh kedamaian.

Sumber:
islamstory.com

Siapakah Wali Wali Allah Itu, dan Apa Tanda Tandanya?




1. Mencintai wali Allah dan kaum muslimin  adalah salah satu  simpul iman terkuat. Rasulullah bersabda
:
أوثقُ عُرَى الإيمانِ الحبُّ في اللهِ ، وَالبُغْضُ فيهِ

“Tali simpul iman terkuat adalah menyintai karena Allah dan membenci karena Allah.”

2.  Memusuhi wali Allah berarti menjadi 🗡 musuh Allah.  Dalam hadits qudsi, Allah berfirman:
 مَن عَادَى لي وليّاً؛ فَقَدْ آذَنته بالحَرب

Siapa yang memusuhi wali-Ku maka sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya

3. Kita harus menjaga lisan dan hati kita bersih dari mencaci, menjelekkan, dan dengki kepada orang yang beriman.

Allah berfirman:
(وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ)

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” [Surat Al-Hashr 10]

Rasulullah ditanya:
يا رسولَ اللهِ أيُّ النَّاسِ أفضلُ ؟ قال : كلُّ مَخمومِ القلبِ صَدوقُ اللِّسانِ

“Wahai Rasulullah siapakah Sebaik-baik manusia manusia? Rasulullah menjawab: yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.”

4. Siapakah wali Allah?

Wali artinya dekat. Wali Allah adalah orang yang dekat dengan Allah azza wa jalla. Kewalian seseorang bertingkat sesuai dengan amal shalihnya. Allah berfirman:
(أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُون

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” [Surat Yunus 62 – 63]

Oleh karena itu menurut ulama, wali itu adalah:
من كان مؤمنا تقيا كان لله وليا

Orang yang beriman dan bertaqwa maka dialah wali Allah

5. Kewalian itu bukanlah soal tampilan lahir yang berbeda dengan umumnya manusia. Hakikat kewalian adalah kedekatan, keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Firman Allah dalam hadits qudsi:
 مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِـيْ لَأُعِيْذَنَّهُ»

“Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya dari-Ku. Tidak ada yang paling Aku cintai dari seorang hamba kecuali beribadah kepada-Ku dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan kepadanya. Adapun jika hamba-Ku selalu melaksanakan perbuatan sunah, niscaya Aku akan mencintanya. Jika Aku telah mencintainya, maka (Aku) menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, (Aku) menjadi penglihatan yang dia melihat dengannya, menjadi tangan yang dia memukul dengannya, menjadi kaki yang dia berjalan dengannya. Jika dia memohon kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni, dan jika dia minta perlindungan kepada-Ku, niscaya akan Aku lindungi.”

6. Wali Allah memiliki 2 tingkatan:

1. Tingkat pertengahan

Orang yang menjalankan kewajiban agama dan meninggalkan yang haram.
 أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ .

“bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah dengan berkata, “Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, lalu saya tidak menambah lagi sedikit pun, apakah saya akan masuk surga?” Beliau menjawab, Ya.” (HR. Muslim).

2. Tingkat Tinggi

Orang-orang yang senantiasa beriltizam mengerjakan amalan-amalan Sunnah setelah yang wajib

7. Para Ulama adalah para wali Allah.

Imam Syafi’i berkata:
إن لم يكن العلماء العاملون أولياء الله، فليس لله ولي!

Bila ulama yang mengamalkan ilmunya bukan wali Allah maka tidak ada wali Allah!

Jelas bahwa para ulama adalah para wali Allah. Rasulullah bersabda:
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar.”

8. Tanda kewalian seseorang adalah melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan. Kewajiban terbesar adalah shalat 5 waktu. Maka wali Allah adalah yang menjaga shalat 5 waktu di masjid.

Bila ada yang mengaku wali namun tidak pernah shalat di masjid, maka jelas dia bukan wali!

Allah berfirman:
{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)  [الحجر : 99]

Allah Juga berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ}

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. [آل عمران : 102]

Sehingga jelas keliru bila ada yang mengaku wali namun tidak shalat, tidak pergi haji ke Ka’bah karena katanya ka’bahnya yang mendatangi walinya. Ini adalah khurafat yang jelas penyimpangannya!

9. Wali Allah tidak akan menganggap dirinya suci sebesar apapun amal yang dikerjakan

Allah berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ}

janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. [النجم : 32]

Maka tidak mungkin ada Wali Allah yang mengakui sendiri bahwa dirinya adalah wali

10. Wali Allah tidak harus bisa melakukan hal-hal luar biasa yang disebut karamah. Sebagian wali Allah dikaruniai karamah atas tujuan tertentu, bukan syarat mutlak disebut wali.  Karena karamah yang paling tinggi adalah keistiqamahan. Ahlussunnah mengimani kebenaran karamah hanya saja tidak menjadikan barometer utama syarat kewalian.

11. Tiga barometer untuk mengenali wali Allah menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah:

1. Shalatnya
2. Kecintaannya pada Sunnah dan ahlussunnah
3.  Berdakwah di Jalan Allah secara ikhlas bukan untuk mencari pengikut yang mengagungkan dirinya

12. Tidaklah disebut wali Allah sampai:

1. Berusaha ikhlas dalam ibadah
2. Mengikuti contoh dari Rasulullah

Allah berfirman:
{قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ}

Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” [يوسف : 108]

13. Bersemangatlah untuk mengejar derajat yang tinggi di sisi Allah

Rasulullah bersabda:
 احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ

 “Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah”

Allah berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ}

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.  [العنكبوت : 69]

14.  Mencintai wali Allah merupakan tanda kebaikan. Maka cintailah orang-orang yang shalih, berakhlak mulia dan wali Allah.   Karena Rasulullah bersabda:
 الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ يَوْمَ القِيَامَةِ

Seseorang itu bersama yang dicintainya di hari kiamat

15. Teruslah belajar ilmu syar’i karena ia adalah lentera yang menerangi jalan ke surga. Rasulullah bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ،

Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga.

16. Bergaullah dengan teman yang baik. Karena Rasulullah bersabda:
المَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman

17. Hisablah diri kita sebelum hari perhitungan datang. Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mempersiapkan dirinya menghadapi kehidupan setelah kematian.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Selesai dengan memuji Allah yang maha sempurna

Akhukum fillah,